Mesin Penggiling Jagung Sederhana Buatan Aba Harun Ini Mampu Berfungsi Ganda sebagai Pengolah Pakan Ternak

Ide Aba Harun warga Kelurahan Santi Kota Bima Ciptakan Mesin Giling Jagung dan Pencacah Pakan Ternak dalam satu wadah telah membuka mata Kita atas karya sederhana yang sangat efisien, alat tersebut sangat bermanfaat membanttu para peternak skala kecil, bagaimana kreasi itu bisa dilakukan dengan alat sederhana dengan segala keterbatasan? Berikut catatan Penulis BRIDA Kota Bima Muliadin
Syahrun adalah salah satu innovator yang sukses mencipkatakan alat mencacah Pakan Ternak dan juga alat penggiling jagung dalam satu tempat, warga RT 8 RW 04 Kelurahan Santi Kota Bima ini sebenarnya sudah sejak lama menciptakan alat alat yang bisa digunakan dalam memudahkan pekerjaan warga di sekitar, termasuk salah satunya alat penggiling obat herbal yang dipesan salah satu warga di sekitar Lokasi tempat dia membuka bengkel.
Saat digelar lomba Pos Pelayanan Teknologi (Posyantek) oleh Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Kota Bima pada bulan April 2025, pria yang akrab disapa warga sekitar Aba Harun ini terpilih sebagai juara dalam menciptakan alat pencacah dan berhasil menjadi duta Kota Bima dalam lomba TTG Tingkat Provinsi NTB Tahun 2025 bersama dengan tiga peserta lain dari kategori yang berbeda.
Bagaimana seorang Syahrun mampu menciptakan alat alat tersebut dengan bahan sederhana dari barang bekas yang banyak ditemukan di sekitar?
Aba Harun adalah seorang pekerja serabutan, saat ditemui di bengkel miliknya di Kelurahan Santi 7 Mei 2025, ia mengaku selain menjadi peternak ayam dan bebek, dia juga suka bermain dengan alat pengelasan dan mesin bor listrik, bahkan pada saat sedang ngetrend batu akik, dia juga sempat ikutan membuat batu akik bersama dengan warga lainnya untuk dijual dalam bentuk bahan cincin atau kalung, batu akik tersebut ia poles dengan mesin gurinda duduk dan amplas. Namun setiap barang yang trend, pasti ada masanya, batu akik tak lagi laku dan mulai ditnggalkan oleh penggemarnya. “Setelah selesai trend batu Akik, saya berpikir mesin gurinda yang saya miliki tidak ada gunannya lagi, Saya mencoba membuat alat penggiling pakan bebek dengan menggunakan dinamo dari gurinda yang saya Miliki, dan itu berhasil menjadi mesin penggling yang praktis,” bebernya.
Mulailah Syahrun berpikir yang lebih menantang, pria dengan perawakan sederhana ini memulai idenya bagaimana caranya menciptakan alat penggiling jagung sebagai pakan ternak agar jagung yang melimpah di Bima bisa dimanfaatkan oleh peternak lokal tanpa menunggu hasil penggilingan pabrik yang tentu saja harganya akan jauh lebih mahal. Ide lainnya dari alat tersebut, para pertenak lebih mudah mencampurkan bahan-bahan pakan sendiri. “Karena Kita tahu, kalau jagung dibeli langsung dari petani harganya lebih murah, sehingga peternak tidak kesusahan untuk mendapatkan jagung giling lagi kalau ada mesin penggiling,” ungkapnya.
Dari temuan awal mesin penggiling pakan bebek tersebut, ternyata metode pembuatannya dianggap cukup mudah, itupun dia pikir bahan bahannya bisa didapat dari bahan bekas sisa dari pekerjaan las pagar, karena pada waktu tertentu, Syahrun berprofesi sebagai tukang las. “Saya mulai merakit sendiri sisa bahan las, plat baja, maupun dinamo yang tidak terpakai, sembari belajar bagaimana alat bisa bekerja, pengetahuan itu Saya dapat dari melihat contoh alat di youtube maupun melihat langsung mesin penggiling milik orang,” paparnya.
Dari hasil karyanya tersebut, ia mencoba mendaftarkan pada lomba TTG yang digelar BRIDA Kota Bima pada Bulan April 2025 pada kategori Posyantek, di situ tim juri menilainya sebagai kreasi yang bagus dan berhasil menjadi juara mengalahkan peserta lainnya. “Saat ini Saya sedang menyelesaikan kesempurnaan alat, agar bisa dipakai dengan nyaman, termasuk perangkat listriknya, dan teman teman dari BRIDA terus mendorong dan mendampingi saya untuk terus menyempurnakan alat untuk persiapan lomba Tingkat provinsi,” ujarnya.
Saat ini, Aba Harun Tengah mempersiapkan alat pencacah jagung dan alat giling dalam satu wadah, jadi ada dua keunggulan tersebut sebenarnya, pertama jagung bisa digiling langsung dengan berbagai ukuran yang dinginkan, kedua, mesin tersebut bisa menggiling batang jagung dan tumbuhan lain sebagai bahan pakan ternak besar seperti sapi, kambing maupun kerbau. “Jadi alat ini bisa berfungsi ganda, sebagai peternak tidak susah jika ingin mencampuir bahan pakan dalam satu penggilingan,” jelasnya.
Aba Harun yang dikenal sebagai tukang las ini, menerima banyak sekali pemesanan alat serupa dari berbagai peternak lokal, di Lokasi tersebut beberapa prototipe alat penggiling yang sudah siap digunakan belum selesai dibuat, akan tetapi ia berkeyakinan alat yang diciptakannya itu akan sangat membantu para peternak maupun pengusahan ayam.
Kepala Bidang Pemanfaatan dan Pengembangan Inovasi dan Teknologi (PPIT) BRIDA Kota Bima, Zainul Arifin, S.Sos, menyatakan, kreasi alat Posyantek milik Syahrun berupa mesin pencacah dan penggiling jagung adalah salah satu mesin yang diunggulkan dalam lomba TTG Tingkat Provinsi NTB, pihaknya telah melakukan proses penilaian terhadap alat tersebut pada saat digelar Science Techday atau Lomba TTG Tingkat Kota Bima yang digelar April lalu. “Tim Juri telah menyatakan alat ini sebagai juara, dan Kita terus mendampingi penyempurnaan alat ini hingga tiba saatnya dilombakan di TTG Tingkat provinsi,” jelas Zainul saat mendampingi Posyentek di Kelurahan Santi Kota Bima, Rabu 7 Mei 2025.
Ia berharap dengan lomba TTG yang digelar pihaknya beberapa waktu lalu, Masyarakat terus terdorong melakukan berbagai kreasi maupun inovasi menciptakan alat alat praktis untuk memudahkan pekerjaan mereka, BRIDA akan terus mendukung berbagai ide yang muncul baik dari perorangan maupun kelompok Masyarakat di Kota Bima yang menunjang berbagai kemudahan dalam pekerjaan. “Tugas Kami adalah mendata, mendorong kerativitas dan juga mendampingi setiap ide yang lahir untuk kemajuan bersama, termasuk salah satu alat yang diciptakan ini,” terangnya.
Selain alat milik Syahrun, BRIDA juga masih menyiapkan kelengkapan karya lain yang mendapat juara dalam lomba Tingkat Kota menuju lomba Tingkat Provinsi, termasuk di dalamnya produk makanan dan juga obat-obatan. “Tentu saja Kita akan terus mendampingi hingga semua peserta mampu menyempurnakan hasil karya mereka, dan Kami sangat mengapresiasi setiap produk yang dihasilkan terutama penggunaan bahan lokal untuk berbagai produk yang dihasilkan,” pungkasnya. (***)