BRIDA Kota Bima Serius Bakal Garap Pemanfaatan ‘Bata Tanpa Pembakaran’ Secara Massal

Kota Bima, BRIDA_

Salah satu Karya TTG dari Kota Bima ‘Batu Bata Tanpa Pembakaran’ yang merupakan salah satu karya yang ikut dilombakan dalam TTG Tingkat Kota Bima bulan April 2023 lalu, saat ini sudah dibuatkan juarnal. karya tersebut menjadi perhatian serius oleh Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Kota Bima untuk dikembangkan sehingga dapat dimanfaatkan serta dipakai secara massal.

Kepala BRIDA Kota Bima, Adhi Aqwam, ST, M.Eng, M.Sc, menjelaskan karya berupa Batu Bata Tanpa Pembakaran akan menjadi perhatian serius pihaknya untuk dapat dikembangkan, tidak hanya itu, semua hasil karya, baik produk riset maupun produk inovasi yang dilakukan oleh perorangan, kelompok ataupun Lembaga kampus yang masuk berdasarkan penilaian pemanfaatan, akan mendapat perlakuan yang sama. “Tentu saja produk tersebut sudah melalui uji yang dilakukan oleh BRIDA maupun Lembaga lain yang ada di Kota Bima,” ujarnya.


BRIDA Kota Bima sejak awal telah membangun komunikasi dengan sejumlah Lembaga lain untuk pengembangan Riset maupun teknologi inovasi, diharapkan sejumlah hasi penelitian maupun produk nantinya akan bisa dimanfaatakan secara luas oleh pemerintah maupun masyarakat. “Kami tetap konsen untuk semua hal itu, Kita tahu Walikota memiliki komitmen untuk mengembangkan berbagai ide kreatif dari masyarakat,” ujarnya.

Salah satu peneliti di BRIDA Kota Bima, yang juga pelopor karya tersebut, Asryadin, SST, M.Si menyatakan, konsep pembuatan bata tanpa bakar telah dilakukan proses penelitian terkait dengan ketahanan dan juga biaya pembuatan. Konsep tersebut ujar dia, dilakukan dengan mencampur bahan tertentu seperti semen, pasir, sekam padi, air dan abu sekam padi dengan bahan baku berupa tanah lempung dengan persentase campuran yang telah ditentukan oleh sebagaimana yang telah dilakukan pada penelitian terdahulu. Namun, perbedaan yang signifikan dapat dilihat dari perubahan persentase proporsi campuran bahan-bahan batu bata tanpa pembakaran. 

Dalam jurnal tersebut, dijelaskan, kebutuhan bata dengan harga yang lebih murah namun berkualitas menjadi salah satu yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat di Kota Bima saat ini. alternatif batu bata tanpa proses pembakaran dengan kualitas yang baik dan memenuhi persayaratan dapat menjadi suatu masukan yang baik dan berguna bagi kebutuhan masyarakat dan selaras dengan tujuan yang ingin dicapai pada penelitian, yaitu memperoleh proporsi campuran batu bata tanpa pembakaran yang berkualitas dan memenuhi standar dengan nilai produksi yang rendah dan lebih ekonomis guna serta dapat terciptanya lingkungan hidup yang lebih sehat dari formula batu bata yang ramah lingkungan.


Jadi jecara umum jelas peneliti yang sudah menerbitkan buku panduan bidang Kesehatan “Biologi Notes BIokimia’ ini, penelitian hasil produk Batu bata tanpa pembakaran dilakukan dengan harapan memperkenalkan alternatif jenis batu bata ramah lingkungan, memiliki nilai ekonomis tinggi. “Sehingga dapat bersaing dengan produk batu bata konvensional namun dengan kualitas yang lebih baik berdasarkan beberapa hasil uji kualitas yang telah dilakukan,” urainya.

Jurnal tersebut Asryadin Bersama tim dan Kepala di BRIDA Kota Bima, 1Adhi Aqwam, 1Asryadin, 1Muhammad Ichwanul Muslimin, 1Rizka Khairunnisa, 1Hetti Koes Endang,  1Rosita, 1Fahrul Annas, 1Hasan, 1Muhammad RahadianIa juga mengurai beberapa keunggulan yang menyebabkan nilai ekonomis produk tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan bata biasa. Produk ini tidak menggunakan kayu untuk proses pembakaran, kekuatan beban tekan lebih baik dari batu bata konvensional sehingga batu bata lebih awet dan tahan lama, harga bersaing dengan batu bata konvensional. “Produk ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi formula batu bata yang digunakan oleh produsen batu bata,” ujarnya.

jika dibandingkan dengan harga bata konvensional dengan pembakaran saat ini berkisar antara Rp. 600,- s/d Rp. 800,-, estimasi harga jual bata tanpa pembakaran dihitung berdasarkan bobot kebutuhan komponen pada tiap formula sampel yang diujicobakan dan dapat dilihat pada tabel 5. Tiga formula bata tanpa pembakaran dengan nilai kuat tekan terbaik yaitu kode “RS1”; “RS2” dan “RS3” memiliki kencenderungan harga jual yang lebih tinggi namun pada formula sampel dengan kode “WS1” meskipun nilai kuat tekan tidak sebaik tiga formula diatas namun tetap memenuhi standar dan memiliki estimasi harga jual yang lebih rendah. Begitu juga formula bata dengan kode sampel “RS1” dapat menjadi pertimbagan, karena meskipun harga sedikit lebih tinggi namun memiliki kualitas uji yang jauh lebih baik daripada batu bata konvensional. “Perhitungan estimasi harga jual ini juga dipengaruhi oleh bobot sampel bata yang diujicobakan sehingga perlu percobaan lebih lanjut,” urainya.

 

Alternatif Bata tanpa Pembakaran menjawab semua keuatiran akan dampak ekologi akibat proses pembakaran bata biasa. batu bata merah yang kebanyakan dibuat dengan pembakaran berdampak kurang baik bagi ekologi dan lingkungan hidup karena menghasilkan cemaran karbon dioksida (CO2) yang mencemari udara sehingga berkontribusi pada Gas Rumah Kaca (GRK) ke atmosfer. Gas rumah kaca merupakan gas-gas yang ada di atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca. Gas gas tersebut sebenarnya muncul secara alami dilingkungan, tetapi dapat juga timbul akibat aktivitas manusia, salah satunya yaitu pembakaran batu bata.(PPID-BRIDA)