Membangun Kembali Falsafah Hidup ‘Maja Labo Dahu’ Melalui Diskusi Budaya
Kota Bima, BRIDA_
Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Kota Bima menggelar diskusi Budaya dengan tema Maja Labo Dahu, diskusi yang digelar di Aula Drs. H M Noor A Latif Gedung Perpustakan dan Kerasipan Daerah Kota Bima Kamis (14/9/2023) tersebut mengundang tiga Narasumber ternama yang kompoten di bidang budaya dan Keadatan Bima.
Beberapa poin penting tentang falsafah Mbojo Maja Labo Dahu terungkap dalam diskusi tersebut, diantaranya Drs. H Anwar Hasnun telah mengutarakan bagaimana penerapan Maja Labo Dahu yang sebenarnya dalam kehidupan Masyarakat Bima sejak semboyan tersebut dipakai baik oleh Masyarakat maupun system pemerintahan di Bima, makna yang terkandung merupakan saripati ajaran agama Islam dan budaya yang mengajarkan karakter bertanggung jawab dalam kehidupan sosial. “Makna Pada perintah agama berbuat baik, masuk dalam semboyan ini, yakni Maja yang berarti Malu terhadap sesama manusia Ketika melakukan perbuatan yang melanggar aturan dan tidak sesuai adab, dan Takut kepada Allah yang Maha Pencipta tatkala melakukan perbuatan jahat,” paparnya.
Ia mengakui Maja Labo Dahu telah masuk dan mempengaruhi tata kelolala pemerintahan di Bima sejak jaman Kerajaan hingga pada masa Kesultanan Bima, semboyan tersebut menjadi sebuah kepercayaan yang mengikat dalam kehidupan sosial bermasyarakat yang berkembang hingga pada hubungan sosial dengan etnis lain di luar Bima. “Maja Labo Dahu menjadi patokan dasar bagaimana cara berpikir, cara bersikap, dan berperilaku baik yang sejalan dengan nilai dan perintah agama yang mewajibkan Kita berbuat baik,” terangnya.
Penulis buku Nggusu Upa (4), Nggusu Ini (6) dan Nggusu Waru (8) ini mengungkapkan, penerapan semboyan Maja Labo Dahu dalam kehidupan saat ini menurutnya masih sangat relevan, apalagi generasi dihadapkan pada perkembangan jaman yang begitu cepat, telah membuat banyak semboyan Luhur yang diajarkan oleh para orangtua terdahulu mulai hilang dalam kehidupan bermasyarakat utamanya anak muda, oleh karena itu perlu adanya kesepahaman untuk tetap mempertahankan nilai tersebut dengan mengadopsinya dalam pembelajaran di sekolah hingga ke tingkat Perguruan Tinggi. “Kita perlu mencari cara agar ajaran luhur yang diwariskan oleh para orangtua Kita itu masih menjadi pegangan hidup generasi berikutnya, walaupun kemajuan teknologi telah membuat individu kurang peduli dengan orang lain di sekitarnya, akan tetapi penerapan Maja Labo Dahu bisa menjadi benteng bagi generasi,” ungkapnya.
Ia menjelaskan falsafah Bima Maja Labo Dahu adalah bagian Sikap beradab orang Bima dengan baik sesama orang Bima maupun dengan masyarakat lain, pada intinya ungkapan tersebut mengandung makna yang sangat luas, selain sebagai pesan moral dalam bergaul juga menjadikanya sebagai cara bertindak dalam hidup bermasyarakat. “Kita telah diajarkan oleh orangtua Kita bagaimana cara berkomunikasi dengan orang lain yang sebaya demikian juga dengan orangtua, semuanya memiliki adab dan cara berbahasa yang berbeda,” jelasnya.
Di tempat yang sama, salah satu Narasumber Dewi Ratna, M. M, SE, M Hum, yang juga berbicara tentang nilai yang terkandung dalam Falsafah Maja Labo Dahu, menggarisbawahi makna falsafah Maja Labo Dahu adalah ajakan berbuat baik, termasuk sikap keseharian bergaul dan berhubungan sosial Masyarakat Dana Mbojo. Namun semboyan tersebut mulai hilang dan dilupakan oleh generasi saat ini. Sebenarnya nilai Luhur Maja Labo Dahu merupakan ciri khas budaya Malu dan takut berbuat yang tidak sesuai dengan pandangan Umum.
Selain kedua pembicara tersebut, Diskusi Budaya juga menghadirikan salah satu tokoh adat Bima, Dra. St. Rufiah L. Hasan yang memaparkan secara gamblang lahirnya semboyan Maja Labo Dahu dalam tata kehidupan Masyarakat Bima.
Kegiatan tersebut dihadiri lebih dari 100 peserta yang terdiri dari kepala pimpinan OPD lingkup Kota Bima, Akademisi, pimpinan Organisasi, tenaga pendidik dan siswa serta Dewan Budaya.
Acara yang dipandu oleh Ahmad Yani, S.Pd, M.Pd itu berlangsung hangat, banyak pertanyaan yang dilontarkan oleh para peserta baik berkaitan Sejarah, nilai dan juga penerapan konsep Maja Labo Dahu di era kekinian. “Alhamdulillah Aacara berjalan sukses sesuai harapan,” ujarnya. (PPID-BRIDA)